Kutengadahkan
wajahku menatap hujan, tetesan kristal-kristal bening itu berebut menyentuhku,
perih. Ini lebih baik, dari pada aku terus menahan sakit tanpa alasan yang
tiba-tiba muncul entah darimana. Meski titik-titik hujan itu mampu melubangi
kulitku perlahan-lahan, aku sama sekali tak mau peduli. Aku ingin tuli, hingga
aku tak bisa mendengar apapun lagi, kata-kata menyakitkan, ungkapan bodoh,
tangisan, rintihan, teriakan-teriakan memuakkan, aku sungguh tak ingin
mendengar itu lagi. Otakku kelu dan
mati rasa, kuharap begitu, karena aku lelah terus memikirkan hal-hal yang
mustahil dan berkhayal tentang seseorang yang akan datang menyelamatkanku. Aku
ingin hidup dalam mimpi dan tinggal disana selamanya, dan jika aku terbangun,
aku berharap aku telah berada di dunia lain, dimana aku bisa merubah luka
menjadi hal yang menyenangkan.
Entahlah, aku bahkan tak percaya cerita ini
mempunyai akhir…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar